Mengenal Brigata Curva Sud Lebih Dalam
Setelah pertandingan PSS Sleman vs Timnas U19 waktu lalu ada beberapa pertanyaan, siapa supporter yang bernyanyi dengan sangat keras pada laga itu?. Ya mereka adalah supporter ultras nya PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS). Inilah perjalanan BCS supporter yang kini mulai jadi pusat perhatian di Indonesia karena kreatifitasnya.Seiring berjalanya waktu jumlah mereka semakin bertambah, namun tantangan tidak berhenti disitu. Mereka malah pernah tidak diijinkan masuk oleh panpel dengan alasan tribun yang mereka tempati digunakan supporter tamu. Mereka adalah “Curva Sud” (tribun selatan) dengan ideologi itu mereka tidak menempati tribun lain karena memang menghormati penonton yang lain. Akhirnya mereka bernyanyi di halaman stadion tetap keras dan lantang dan bersemangat hingga peluit akhir dibunyikan, Luar biasa!
Akhirnya mereka mulai diakui dan ternyata mereka membuktikan pengakuan keberadaan BCS ini lebih dari ekspetasi. Bukan hanya dukungan dilapangan, mereka membangun unit usaha untuk PSS Sleman, dari mulai distro CSS Shop, CS Mart, CS Pegadaian (untuk membantu anggota yang kesulitan dana saat away) dan CS Magazine. Aksi distadion juga luar biasa salah satunya adalah koreo yang sudah menjadi ciri mereka. Tak salah jika hanya di fanpage PSS Sleman yang bertanya “tadi koreonya apa lik?”. Ini yang membuat Maguwo dari yang sepi penonton hingga kini yang sesak penuh penonton. Keluarga pun menjadi nyaman datang ke stadion karena memang edukasi kedewasaan yang baik dari mereka mempengaruhi suasana di stadion. Chants tidak ada yang berbahasa kasar membuat anak anak pun nyaman menghapalkan lagu lagu BCS. Bahkan chants mereka menjadi edukasi yang baik karena berbahasa Italy, Inggris dan Indonesia membuat orang mau belajar bahasa. Kenapa tidak ada bahasa jawa? itu sudah milik Slemania, sehingga saat kita di stadion kita disuguhkan suasana eropa di tanah jawa sungguh sangat mengasikan.
BCS Sendiri juga beranggotakan kaum wanita yang cukup banyak yang tergabung dalam Ladies Curva Sud. Bukan hanya itu beberapa anggota mereka adalah bule yang mengeyam pendidikan di Yogyakarta. Uniknya mereka adalah kelompok besar yang tidak memiliki ketua. Why? karena itulah hebatnya mereka “No leader just together” kebersamaan adalah semangat dari BCS. Itulah yang menjadi edukasi setiap anggota BCS untuk menjaga attitude nya. Tak heran jika di stadion BCS hanya satu banner besar saja yang terpasang seperti apa yang anda lihat dilayar kaca “Brigata Curva Sud x PSS Sleman Vinci Per Noi” (Brigata Curva Sud for PSS Sleman menanglah untuk kami).
Mungkin masih banyak cerita yang ada namun sedikit pengenalan ini semoga bermanfaat untuk supporter lain di Indonesia. Saya pernah mengatakan kepada mereka “Kalian supporter terbaik di Indonesia!” namun mereka menjawab “Belum mas kami masih belajar dan akan terus belajar, masih banyak yang akan kami kerjakan untuk PSS Sleman”. Merinding saya mendengar jawaban seperti ini dari mereka, tetap rendah hati layaknya orang jawa. Supporter yang mulai dikenal didunia namun masih ingin belajar dan belajar.
Salut saya dengan BCS dan saya mewakili teman teman kompasiana Sleman mengucapkan “Sugeng tanggap warso (selamat ulang tahun) untuk Brigata Curva Sud yang ke 3″ Makin kompak dan kreatif semoga koreo 3D nya segera terealisasi, terimakasih telah memberi warna yang luar biasa untuk sepak bola Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar