Facebook is a social utility that connects people with friends and others who work, study and live around them. Keep up with friend's images, feeds, ads, recommendations and news.
Cerita tentang kegoncangan jiwa seorang pemuda yang sebelumnya
sangat taat beragama, namun karena keluguannya, ia terpengaruh pemikiran
kaum materialistis atau falsafah kebendaan sehingga ia kehilangan
keyakinan akan ketuhanan dan ia mulai rneninggalkan norma-norma agama.
Pembukaan
Atheis adalah buku novel karya Achdiat Karta Mihardja tahun 1949
yang menceritakan tentang perjalanan hidup seseorang, dimana dari kecil
dididik menjadi anak yang saleh. Tetapi ketika ia menginjak usia
pertengahannya, karena jauh dari orang tuanya, dia mengalami
kemerosotan. Akibatnya dia menjadi seperti orang atheis yang lupa
segalagalanya. Semua itu berawal dari pertemuannya dengan seorang gadis
yang kemudian menjadikan hatinya yang keras dan saleh itu, menjadi
berhati lemah dan lupa segala-galanya. Achdiat Karta Mihardja (lahir di
Cibatu, Garut, Jawa Barat, 6 Maret 1911). Berpendidikan AMS-A Solo dan
Fakultas Sastra dan Filsafat UI. beliau pernah bekerja sebagai guru
Taman Siswa, redaktur Balai Pustaka, Kepala Jawatan Kebudayaan
Perwakilan Jakarta Raya, dosen Fakultas Sastra UI (1956-1961), dan sejak
1961 hingga pensiun dosen kesusastraan Indonesia pada Australian
National University, Canberra, Australia. Achdiat juga pernah menjadi
redaktur harian Bintang Timur dan majalah Gelombang Zaman (Garut),
Spektra, Pujangga Baru, Konfrontasi, dan Indonesia. Di samping itu,
beliau pernah menjadi Ketua PEN Club Indonesia, Wakil Ketua Organisasi
Pengarang Indonesia, anggota BMKN, angggota Partai Sosialis Indonesia,
dan wakil Indonesia dalam Kongres PEN Club Internasional di Lausanne,
Swiss (1951). Kumpulan cerpennya, Keretakan dan Ketegangan (1956)
mendapat Hadiah Sastra BMKN tahun 1957 dan novelnya, Atheis (1949)
memperoleh Hadiah Tahunan Pemerintah RI tahun 1969 (R.J. Maguire
menerjemahkan novel ini ke bahasa Inggris tahun 1972) dan Sjuman Djaya
mengangkatnya pula ke layar perak tahun 1974) dengan judul yang sama.
Isi
Hasan adalah seorang pemeluk Islam yang taat beribadah, begitu juga
dengan orang tuanya adalah pemeluk Islam yang fanatic. Oleh orang tuanya
Hasan disekolahkan di MULO. Di sekolah itu dia bertemu dengan seorang
gadis cantik yang bernama Rukmini. Hubungan keduanya semakin akrab
hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta. Rupanya kisah cinta mereka
tidak bisa berlangsung lama, oleh orang tuanya, Rukmini disuruh kembali
ke Jakarta karena akan dipinang oleh seorang saudagar kaya. Karena
Rukmini adalah anak yang berbakti pada orang tuanya, sudah sepantasnya
membahagiakan keduanya, ia lalu menuruti nasihat orang tuanya dengan
menerima pinangan saudagar kaya tersebut meski pernikahan itu tidak
disertai rasa cinta.
Kejadian itu membuat hati Hasan hancur. Ia menjadi frustasi, untuk
menghilangkan bayangan Rukmini dari hidupnya, ia mengikuti aliran
tarekat seperti yang telah lama dianut orang tuanya. Walaupun dalam masa
sulit, Hasan tdak meninggalkan ajaran agama, bahkan ia semakin taat
beribadah, tetapi kehidupanya berubah ketika dia bertemu teman lamanya,
yaitu Rusli. Rusli datang bersama seorang wanita cantik bernama Kartini.
Ia adalah perempuan modern dan pergaulanya bebas. Ia juga seorang
janda. Ternyata sejak perjumpaan itu, Hasan menaruh hati pada Kartini,
alasanya Kartini memiliki karakter yang hampir sama dengan Rukmini.
Semenjak Hasan mencintai Kartini, dia pun juga bergaul dengan
teman-teman Kartini. Karena memiliki dasar agama yang kuat. Hasan
mencoba untuk menyadarkan Kartini dan Rusli dengan memberikan
ceramah-ceramahnya, tetapi karena Rusli juga pandai bicara.
Kemudian dialah yang berbalik menasihati Rusli. Tanpa disadari,
pemikiran-pemikiran Rusli ternyata melekat di kepala Hasan. Mulanya,
Hasan tidak terpengaruh. Namun keyakinanya mulai goyah ketika dia
dikenalkan dengan seorang yang tidak percaya Tuhan, yaitu Anwar.
Pengetahuan Anwar tentang ketuhanan begitu luas. Sejak saat itulah
pemahaman Hasan tentang agama mulai berubah. Ia mulai meragukan
keberadaan Tuhan. Hasan semakin tersesat dari agama, pergaulanya semakin
bebas. Ia kemudian menikahi Kartini, tetapi pernikahan itu tidak diakui
secara Islam karena tidak sesuai dengan syariatnya. Pernikahan mereka
didasarkan atas rasa suka sama suka. Pernikahan mereka ternyata tidak
bahagia, kehidupan rumah tangga mereka berantakan. Pergaulan Kartini
semakin bebas. Lama-kelamaan Hasan cemburu karena hubungan Kartini
dengan Anwar semakin dekat. Hasan menganggap Kartini telah selingkuh,
tetapi kejadian itu telah menyadarkan kembali Hasan tentang agama. Ia
menyesal dan merasa berdosa atas apa yang telah diperbuat. Pergaulan
bebasnya dengan teman-teman yang tidak percaya Tuhan membuatnya tersesat
dan ragu dengan keberadaan Tuhan.
Hasan memutuskan bercerai dengan Kartini dan ia pun pulang ke
kampung halamana. Ia ingin meminta maaf pada ayahnya. Sesampainya di
kampung, ia menjumpai ayahnya sedang sakit keras. Ternyata ayahnya tidak
mau memaafkan Hasan, bahkan sampai maut menjemputnya, ayah Hasan tetap
berada pada pendirianya. Hasan merasa bahwa semua itu terjadi karena
perbuatan Anwar. Ia dendam pada Anwar dan berniat ingin membunuhnya.
Suatu malam, ia berencana ingin membunuh Anwar, kemudian ia mencari
Anwar. Karena pada waktu itu situasi sedang tidak aman, maka
diberlakukan jam malam. Namun, naas menimpa Hasan, belum sempat ia
membunuh Anwar, ia malah tertembak peluru di punggungnya, tetapi sebelum
meninggal, ia masih sempat mengingat Allah dengan berkalikali menyebut
asma-Nya.
Tokoh & Penokohan
Hasan, seorang pemuda desa,yang awalnya sangat taat beragama. Namun,
karena pengaruh pergaulan dengan orang-orang aliran materialisme, atau
aliran kebendaan, dia mengalami goncangan jiwa. Keyakinannya terhadap
Tuhan menjadi lemah.
Rusli, salah seorang teman akrab Hasan. Dia beraliran materialisme
sejati. Dialah yang sangat berperan dalam mempengaruhi pikiran-pikiran
Hasan dalam hal filsafah kebendaan dan mempertanyakan keberadaan Tuhan.
Orang tua Hasan , orang tua yang taat beragama. Mereka adalah pengikut suatu aliran tarekat tertentu.
Rukmini , seorang gadis baik-baik yang sangat dicintai Hasan. Dia kemudian menikah dengan seorang saudagar dari Jakarta.
Kartini , seorang perempuan khas kota besar yang modern, bergaul bebas. Dia kemudian menjadi kekasih Hasan.
Anwar , seorang penganut aliran materialisme sejati. Dia sangat
anarkis atau tidak percaya dengan keberadaan Tuhan. Dialah yang berhasil
mempengaruhi pikiran Hasan.
Setting/Latar
Latar di pedesaan sangat mendukung karakter tokoh utamanya karena
pada umumnya lingkungan di daerah pedesaan sangat penuh dengan
nilai-nilai ajaran agama dan adatistiadatnya masih kental dengan
nilai-nilai agama serta kepolosan orang desa yang mudah terpengaruh dan
dibujuk terhadap sesuatu hal yang baru dicerminkan dengan sangat bagus
oleh penulis pada tokoh Hasan.
Nilai-nilai Dalam Novel Atheis
Nilai moral yang dapat kita ambil dari novel ini seperti yang
diperlihatkan dalam tokoh Hasan. Dia adalah seorang anak yang sejak
kecil telah belajar agama dan bersasal dari orang tua yang taat
beribadah pula, tetapi setelah Rukmini meninggalkanya dia menjadi orang
yang mengasingkan diri hingga pada akhirnya dia menemukan seseorang yang
mempunyai karakter sama dengan Rukmini, yaitu Kartini. Mereka lalu
menikah, tetapi dalam kehidupan rumah tangganya tidak pernah bahagia
karena Kartini adalah orang yang bebas dan mempunyai pergaulan bebas.
Sementara Hasan sudah terlanjur mengingkari ajaran agama dan tidak
mengakui keberadaan Tuhan, tetapi dalam kejadian itu dia mulai sadar
bahwa apa yang dilakukanya selama ini salah sehingga dia memutuskan
untuk bercerai dengan Kartini dan pulang ke kampungnya untuk bertobat
dan meminta maaf kepada ayahnya Kejadian tersebut mengajarkan pada kita
bahwa kita harus pandai bergaul dengan orang lain dan jangan sampai kita
salah pergaulan hingga pada akhirnya kita malah tersesat bahkan sampai
mengingkari ajaran agama serta kita harus senantiasa berpegang teguh
pada agama dan selalu meyakini dengan keberadaan Tuhan Semesta Alam.
Nilai moral yang kedua adalah hendaknya kita mau memafkan kesalahan
orang lain yang sudah bertobat. Jangan seperti tokoh ayah Hasan yang
tidak mau memafkan kesalahan anaknya bahkan sampai ajal menjemputnya
Manusia adalah tempat salah dan lupa. Setiap manusia pasti mempunyai
kesalahan, tetapi suatu saat juga akan kembali ke jalan yang benar. Jika
Tuhan saja maha pengampun, pengasih, dan penyayang, mengapa manusia
tidak bisa, apalagi demi memaafkan anaknya sendiri.
Novel ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan sastra Indonesia,
karena kedudukanya dalam sastra Indonesia sangat penting, maka studi
tentang penelitian novel ini masih sering dilakukan oleh para sarjana
maupun peneliti, baik dalam bentuk buku, skripsi, artikel, dan bentuk
karya yang lain.
Kelebihan & Kekurangan
Kelebihan :
Bahasa yang digunakan dalam novel ini mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca.
Novel ini menggunakan tiga sudut pandang sekaligus yang jarang dilakukan oleh penulis lainnya.
Keseluruhan unsur tersebut sangat mendukung tema dan alur penceritaan tentang kepercayaan dan kesadaran diri tentang agama
Kekurangan :
Terlalu mahal untuk Novel seukuran seperti itu.
Bukunya sudah tidak terbit lagi, dan sekarang bukunya pun sangatlah tua jika itu ada.
Penutup
Novel Atheis Karya Achdiat Karta Mihardja, bila dilihat dari segi
manfaatnya isi novel memang sangatlah bagus. Cerita - cerita yang
religius dan mendidik akan menambah kekhasan dari buku ini. Namun Novel
ini mungkin sudah tidak ada keberadaannya, sulit mencari karena sudah
sangat lama.
0 komentar:
Posting Komentar